Kesadaran beragama seseorang dalam berislam pada dasarnya adalah kesadaran akan keesaan Tuhan. Firman Allah SWT. “Fa’lam annahu laa ilaahaillallah” (QS.Muhammad: 9) sebagai sebuah tradisi religius yang utuh, islam tidak hanya membahas apa yang wajib dan yang dilarang untuk dilakukan, tetapi juga membahas apa yang perlu diketahuinya. Dengan kata lain, islam adalah sebuah cara berbuat dan melakukan sesuatu sekaligus sebuah cara untuk mengetahui.Aspek mengetahui adalah aspek yang lebih penting, karena secara esensial islam adalah agama pengetahuan.
Thaharah, Shalat dan dzikir merupakan ibadah yang esensial bagi muslim tanpa kecuali. Ibadah ini tidak pernah gugur kewajibanya oleh sebab apapun, sementara ibadah lainya (puasa, zakat dan haji) dapat gugur kewajibanya karena syarat istiho’ah (kemampuan). Oleh karenanya, wajib bagi setiap kita untuk mengetahui syariatnya secara global maupun detailnya. Selanjutnya wajib bagi kita untuk melaksanakan sesuai dengan ilmu yang kita ketahui tentang terhadap kesempurnaan islam seerti firman Allah SWT “ al-yauma akmaltu lakum dienukum wa atmamtu ‘alaikum ni’matii wa rodliitu lakum al-islama dienna”.(QS.AlMaidah:3)
Pemahaman Islam tentang menjaga kesehatan
Dalam kedokteran islam, kesehatan adalah keadaan seseorang secara alamiah atau normal yang dalam keadaan itu Tuhan menciptakan manusia (Fitrah). Penekanan besar yang diberikan pada pencegahan penyakit adalah konsekuensi langsung dari ajaran syariat islam. ”Ightanim khomsan qabla khomsin;….sihataka qabla saqamika…” Kita harus menjaga dan menghargai ksehatan diri, yang merupakan Pemberian Tuhan sebelum ditimpa pnyakit. Tanggapan demikian melibatkan semua aspek eksistensi, spiritual, psikologis dan fisik seseorang.
Penyakit dipandang sebagai fenomena multidimensi yang tidak boleh direduksi menjadi aspek kedokteran/pengobatan semata. Ada Hadits yang menyatakan bahwa: sehat menjadi penghubung antara kamu dengan Tuhanmu. Dan banyak lagi yang menekankan nilai positif sakit, dan mengemukakan signifikansi spiritual dan sosialnya.
Thaharah sangat bertepatan dengan prinsip-prinsip hygiene, shalat menggambarkan gerakan kehidupan fisiologis, sementara dzikir merupakan wujud eksistensi ruhiyah manusia berhubungan dengan tuhanya. Pelaksanaan syariat-syariat tersebut erat kaitanya dengan terpeliharanya kesehatan manusia secara pribadi maupun social. Telah diketahui bahwa 80-90% penyakit yang menimpa adalah akibat kebiasaan hidup yang salah, ketidak seimbangan gerak-istirahat, salah makan-minum, perubahan lingkungan karena ulah manusia., dan hilangnya ketnangan batin dan kekacauan emosional.
Wudlu, Anatomi tubuh dan konsep Hygiene
Prinsip thaharah adalah mengangkat najis dan hadats bsar maupun kecil, sebagai syarat sahnya peribadatan yang berkaitan denganya. Dalam kesempatan ini akan dibahas pandangan kedokteran terhadap ritual wudlu. Wudlu adalah perbuatan thaharah dengan cara mencuci bagian-bagian tubuh tertentu (anggota wudlu) sesuai syariat islam (syariat dan rukun).
Kita dapat memahami bahwa anggota wudlu yang dibasuh adalah bagian-bagian tubuh yang biasanya terpapar pada dunia luar. Bagian-bagian tersebut umumnya tidak tertutup pakaian, bahkan memang menjadi alat kontak tubuh kita dengan lingkungan, sehingga paling banyak mengalami kontaminasi (kotoran) dan oleh karena inilah yang secara logis paling perlu dibasuh. Inilah aspek hygiene memandang terhadap ritual wudlu.
Secara anatomis anggta wudlu terletak pada ujung-ujung tubuh (kepala,tangan,kaki). Bagian-bagian tersebut paling banyak mengandung susunan tulang dan sendi, dan banyak pula melakukan gerakan-gerakan. Dalam kaitanya dengan ritual wudlu, dimana pembasuhan anggota wudlu kebanyakan 3 kali, ada yang 1 kali, maka timbul suatu pertanyaan: “ adakah rahasia matematis hubungan ritual wudlu dengan susunan tulang dan sendi?”. Jumlah tulang manusia dewasa ada 206 ruas. Akan tetapi secara embriologis pusat penulangan semasa kehidupan janin dalam kandungan itu ada 350-an pusat penulangan, yang kemudian banyak pusat-pusat penulangan yang menyatu, membentuk satu tulang dewasa. Bilangan pusat penulangan ini dekat dengan bilangan hari dalam 1 tahun.
Sampai saat ini masih dalam kajian, akan adanya rahasia matematis tersebut. Ada 2 premis (dari Hadits) :
1. Apabila kamu ditimpa demam 1 hari, kemudian kamu bersabar, kamu akan mendapat pahala seperti ibadah 1 tahun
2. Tiap-tiap ruas tulang anak adam itu sedekahnya setiap hari.
Dari 2 premis tersebut dapat dihubungkan , bahwa tubuh ini mengandung tulang sejumlah bilangan hari dalam setahuan. Tulang-tulang penyusun anggota wudlu jumlahnya tertentu, dikalikan masing-masing dengan jumlah kali pembasuhan pada ritual wudlu, akan ketemu jumlah sama dengan bilangan kseluruhan jumlah tulang manusia. Dengan demikian, membasuh anggota wudlu pada ritualwudlu ini seakan-akan sudah membasuh seluruh tubuh.
Apabila kajian ini tuntas/benar maka ini akan menjadi bukti ilmiah kemu’jizatan syariat islam. Kita ketahui bahwa mahluk Tuhan yang memiliki susunan tulang itu banyak jenis atau spesiesnya, tetapi dalam jumlah hal tulang tidak ada yang sama dengan manusia. Demikian juga ritual wudlu (bersuci) dimiliki olh semua/kepercayaan, akan tetapi islam secara mendetail menjelaskan keunikan sekaligus kemu’jizatan yang tidak ada pada syariat lain.
Shalat, Fisiologis Gerakan Tubuh dan Pengaturan Waktu
Ilmu Kedokteran Timur (China) mempunyai teori meridian tubuh yang merupakan jala-jala penghubung titik-titik pusat energi vital tubuh (baca : titik akupunktur) di permukaan tubuh kita. Tiap meridian memiliki titik-titik penting yang terkumpul pada ujung-ujung tubuh yang berkesesuainan dengan anggota wudlu kita. Seperti halnya anatomis, menurut teori inipun, membasuh (mengusap, menekan, menstimulasi) titik-titik penting dianggota sudah sama dengan menstimulasi seluruh meredian yang ada.
Para ahli Akupunktur menciptakan gerakan (senam) yang disebut ” Wutang Tai Chi Sword” yakni seni bermain pedang dengan gerakan-gerakan yang diyakini dapat menstimuasi titik-titik vital tubuh kita. Dengan gerakan itu orang akan terjaga kesehatanya dan kebugaranya. Gerakan-gerakan dalam ritual shalat jelas mengenai anggota tubuh yang merupakan titik-titik vital sebagaimana senam pedang tersebut. Shalat yang 5 waktu, dengan wudlunya, tentu akan menjaga kesehatan dan kebugaran seorang muslim sepanjangwaktu.
Masih tentang ilmu akupunktur, dimana dikenal ” ear acupuncture”, telinga diumpamakan sebagai gambaran posisi manusia masih janin dalam kandungan. Bagian-bagian telinga dapat mewakili bagian-bagan tubuh yang berkesuaian. Lobus telinga (tempat anting/subang) sebagai kepala, tepi belakang telinga sebagai punggung, jadi posisinya menungging. Melakukan stimulasi bagian telinga, sama dengan menstimulasi bagian yang bersesuaian. Hal inipun dilakukan pada saat sujud dalam ritual shalat. Sujud, dengan tatacara yang mendetail menurut islam adalah gerakan paling unik dari shalat, yang tidak didapati pada ritual penyembahan pada agama lain.
Dalam hal shalat sebagai pengatur waktu, maka tidak diragukan lagi bahwa tubuh kita itu memiliki jam biologis (biological clock) dan menjalani irama harian tertentu (rhythm circadian). Sholat mengatur waktu dengan seksama sehingga manusia yang menjaga shalatnya akan terjaga irama biologisnya. Dalam hal ini akupunktur dikenal siklus Horarius, dimana organ-organ tubuh ini memiliki fungsi optimal ” menjaga” kesetimbangan aliran energi vital menurut waktu-waktu tertentu dalam 24 jam.
Dzikir dan Nafas Kehidupan Spritual Islam
Nabi SAW bersabda : ” Laa yazaalu lisaanuka rathban min dzikrillah”.Jangan sampai lidah kamu itu luput dari dibasuhinya dengan dzikir kepada Allah. Jadi mengingat Allah bagi seorang muslim harus dilakukan sepanjang ia masih bernafas. Doa-doa dalam kehidupan sehari-hari telah dituntunkan oleh nabi SAW )masyru’at) mulai dari kita bangun tidur, aktifitas didalam maupun diluar rumah, sampai pulang dan mau tidur lagi, bahkan dalam tidur itu sendiri.
Seorang profesoe orientalis belanda membuat suatu kajian tentang pengucapan kata ”Alloh” menurut tatacara pengucapan bahasa arab. Ternyata pengucapan kata ini, tidak pernah dijumpai pada bahasa-bahasa lain didunia. Secara fisiologis, saat mengucap kata itu ”AL-” dengan lidah tertarik kelangit-langit dan sejenak tertahan sebelum kemudian mengucapkan bunyi ”-LOH” membentuk ruang tertentu di rongga mulut, dan menimbulkan pengaruh yang nyata terhadap pernafasan dan kesehatan.
Suatu kajian oleh seorang ahli dari Rusia di bidang Bioelektrik tubuh, menerangkan adanya gambaran keteraturan biolistrik yang berbeda-beda pada manusia dan binatang. Pada manusia, berbeda pula gambaran orang marah, orang biasa dan orang yang sedang bersembahyang. Keteraturan terlihat pada orang yang sedang berkomunikasi dengan Tuhanya. Pada binatang, ada perbedaan antara kelinci, kambing, sapi dan babi. Babi adalah binatang yang paling buruk gambaran biolistriknya, dimana gambaran yang hampir sama didapati pada orang yang mabuk. Jadi orang yang sedang dzikir berada di puncak keteraturan biolistriknya, sebaliknya yang sedang mabuk berada pada level terbawah kekacauan biolistriknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar