Bagi penderita diabetes, sebaiknya lakukan latihan aerobik tiga kali dalam seminggu. (Foto: Google)
Pedoman baru ini merupakan rekomendasi yang dikeluarkan para ahli kedokteran di Amerika Serikat. Olahraga secara rutin sejatinya penting bagi kesehatan dan kebugaran tubuh. Namun bagaimana dengan para penderita diabetes? Selain memperhatikan pola makan sehari-hari, penderita penyakit yang juga disebut dengan kencing manis ini juga harus melakukan latihan fisik. Pada prinsipnya olahraga bagi penderita diabetes tidak berbeda dengan yang untuk orang sehat. Juga antara penderita baru ataupun lama.
Olahraga itu terutama untuk membakar kalori tubuh sehingga glukosa darah bisa terpakai untuk energi. Dengan demikian, kadar gulanya bisa turun. American College of Sports Medicine and the American Diabetes Association baru-baru ini merilis panduan baru metode olahraga bagi pasien diabetes tipe 2. Mereka disarankan untuk menjalankan setidaknya 150 menit latihan aerobik mulai dari yang sedang hingga berat, selama setidaknya tiga hari dalam seminggu.
Penderita diabetes tipe 2 juga diminta untuk tidak melewati lebih dari dua hari tanpa berolahraga. Saat latihan, penggunaan pemberat untuk mengembangkan massa otot, juga penting dalam manajemen pasien diabetes. Pelatihan untuk meningkatkan daya tahan tubuh harus menjadi bagian dari latihan seorang pasien diabetes.
Pedoman baru ini dipublikasikan pada edisi Desember jurnal “Medicine & Science in Sports & Exercise”. Disebutkan, latihan sangat penting untuk mengurangi risiko diabetes serta membantu orang dengan diabetes meningkatkan produksi insulin dan gula darah. Olahraga juga dapat meningkatkan profil lipid pasien diabetes yang dapat menyebabkan penurunan kadar kolesterol dan lemak lainnya dalam darah, juga penurunan berat badan.
Penulis metode ini menekankan bahwa intensitas berkelanjutan dan durasi aktivitas aerobik sangat penting bagi mereka dan diharapkan dapat meraih efek biologis yang tidak dapat dicapai dari aktivitas fisik ringan. Pasien dengan diabetes tipe 2 mungkin merasa ragu memulai latihan, tetapi para ahli mengungkapkan manfaat yang jauh lebih besar daripada potensi risiko yang didapat.
Para dokter juga berperan dalam mendorong orang diabetes untuk “memaksanya” berolahraga. “Banyak dokter masih enggan atau berhati-hati dalam memberikan resep latihan untuk pasien diabetes tipe 2 karena berbagai alasan,” kata Sheri R Colberg PhD FACSM, seorang ahli fisiologi dan profesor ilmu olahraga di Old Dominion University di Norfolk, Virginia, Amerika Serikat, yang memimpin kelompok penulis.
Alasan tersebut, kata dia, di antaranya berat badan yang berlebihan atau adanya komplikasi yang berhubungan dengan kesehatan. “Namun, sebagian besar orang dengan diabetes tipe 2 bisa latihan dengan aman, asalkan diambil tindakan pencegahan tertentu. Adanya komplikasi diabetes tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk menghindari partisipasi mereka dalam kegiatan fisik,” tandasnya seperti dilansir laman webMD.com.
“Jika tren ini mulai berlanjut, sebenarnya kita ditakdirkan untuk meningkatkan biaya perawatan kesehatan yang lebih tinggi dan secara drastis mengurangi kualitas dan keberlangsungan hidup manusia akibat komplikasi diabetes, seperti penyakit jantung dan gagal ginjal.
Sebagai individu, masyarakat, serta bagian dari bangsa dan dunia, kita harus bekerja secara kolektif untuk menghentikan laju diabetes, sebelum diabetes membunuh kita,” kata Colberg.
Bagi orang yang sudah memiliki diabetes tipe 2, pedoman baru ini merekomendasikan setidaknya 150 menit per minggu latihan aerobik mulai dari sedang hingga kuat tersebar minimal 3 hari selama seminggu, dengan tidak lebih dari 2 hari berturut- turut cuti aktivitas aerobik.
“Kebanyakan orang dengan diabetes tipe 2 tidak memiliki kapasitas aerobik yang cukup untuk melakukan kegiatan yang bertahan selama durasi mingguan. Mereka mungkin juga memiliki keterbatasan kesehatan ortopedi atau lainnya,” kata Colberg. “Untuk alasan ini, ADA (American Diabetes Association) dan ACSM (American College of Sports Medicine) memberi rekomendasi perawatan aktivitas mulai sedang hingga berat dan tidak menganjurkan untuk jumlah yang lebih rendah lagi dari aktivitas berat,” lanjutnya.
Panel juga khusus merekomendasikan olahraga ringan tersebut terkait dengan sekitar 40 persen sampai 60 persen dari kapasitas aerobik maksimal dan menyatakan bahwa bagi kebanyakan orang dengan diabetes tipe 2, jalan cepat adalah latihan intensitas sedang yang dianjurkan. Panel pakar juga merekomendasikan bahwa pelatihan ketahanan harus menjadi bagian dari latihan.
Hal ini harus dilakukan setidaknya dua kali seminggu, idealnya 3 kali seminggu, meskipun harinya tidak berurutan. Panel juga merekomendasikan bagi penderita diabetes yang baru memulai latihan beban harus diawasi oleh seorang pelatih yang memenuhi syarat. Hal ini untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan manfaat yang optimal untuk mengendalikan glukosa darah, tekanan darah, lipid, dan risiko jantung, serta meminimalkan risiko cedera.
Penggunaan alat pedometer juga dianjurkan. Melalui analisis meta dari 8 penelitian terkontrol secara acak dan 18 studi observasi, orang yang menggunakan pedometer terbukti aktivitas fisik mereka meningkat sekitar 27 persen dari pedoman dasar. Panel ahli juga meminta pasien untuk memiliki target, seperti 10.000 langkah per hari, yang merupakan prediksi penting dari aktivitas fisik yang meningkat.
Akhirnya, pedoman baru tersebut menekankan bahwa olahraga harus dilakukan secara teratur untuk memiliki manfaat lanjutan dan harus mencakup pelatihan reguler dari berbagai jenis olahraga. Baru-baru ini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (Centre for Disease Prevention and Control/CDC) melaporkan bahwa sebanyak satu dari tiga orang di sana dapat terserang diabetes pada 2050.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar